Jumat, 10 Agustus 2012

Dari tweet sampai ke renungan

Baru saja membaca tweet dari mba ipar yang isinya :
"Hi saudagar, jika ingin berbagi, datangi, tak perlu kartu untuk mengambil sedekahmu, bukankah kamu ingin memberi, kenapa harus ngantri hingga salin menyakiti."

Yaaaah, sempat tertegun untuk beberapa saat. Terlalu banyak orang yang sekarang memanfaatkan orang-orang lemah untuk menunjukan kekuatan mereka. Entah berapa banyak orang yang saat ini tidak lagi ingat quote : "ketika tangan kanan membei, tangan kiri dibelakang". Orang-orang malah terlihat ingin menunjukan berapa banyak yang bisa mereka beri, ingin orang lain mengetahui aa yang sudah mereka beri untuk orang lain.

Mendekati Lebaran seperti ini memang di tv biasa nya terlihat banyak berita tentang warga yang harus antri, dan biasanya berakhir dengan dempet-dempetan dan harus ada warga yang tersakiti, belum lagi infotaiment yang memperlihatkan orang-orang berbagi. Gak tau harus senang atau sedih liat gitu. Senang karena (semoga) warga yang memang membutuhkan dapat terbantu, sedih karena orang-orang yang (semoga memang) berhati baik itu berbagi tapi masih harus diketahui oleh orang lain.

Bukankah kebaikan itu lebih baik diri kita sendiri yang tau, biar kita sendiri yang berusaha melakukan kebaikan tanpa orang lain perlu tau, tanpa perlu kita ceritakan ke orang lain, tanpa berharap pamrih dan hanya semata-mata karena mengharap ridho ALLAH SWT.

Kamis, 09 Agustus 2012

hari itu besok :)

10.30 pm WIB

"dimana?"

"aku masih di jalan, habis dari mall, sekarang mau makan."

"ohyaudah, tar kalo sudah di kos kabarin."

"iya"

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

KOS

"aku sudah di kos", sending message.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
12.30 am WIB

"sudah di kos?"

"iya. Udah dari td, kenapa baru nelponnya sekarang?"

"tadi habis dari gedung, liat persiapan."

"oooh..."

"lagi apa?"

"gak ngapa-ngapain. besok jam berapa?"

"jam 4 subuh dari rumah, jemput dia dulu."

"ooh,yaudah sekarang tidur gih, besok ngantuk lagi gak bisa bangun."

"gak."

"trus mau ngomongin apa?"

"hmm..,kamu ngomong aja, terserah mau ngomong apa, aku dengerin."

"besok-besok jangan telpon lagi ya."

"kenapa?"

"kamu udah sama dia, jaga perasaan dia."

"kenapa sih mesti begitu? kita tetep temenan." egomu kembali keluar

"....."

"....."

hanya hening

1.45 am WIB

tutt..tutt.. telphone terputus.

semoga hari esokmu bahagia, sebahagia aku melepasmu :)

Masih soal UKEN --"

Daaaaan...,sampe tadi malem pun masih ada aja yang bbm nanyain apa saya ikut UKEN, dan bagaimana persiapan saya menghadapi UKEN. Kesalahan saya adalah tidak mengetik duluan menyimpannya sebagai catatan dalam memopad saya, sehingga kalau ada yang bertanya lagi saya hanya tinggal copas alasan saya kenapa tidak mengikuti UKEN.

Terserah orang mau bilang apa soal ketidak ikut sertaan saya dalam UKEN tahun ini. Setiap orang berhak buat menentukan jalan hidupnya sendiri, dan saat ini saya masih tetap pada pendirian saya untuk tidak ikut UKEN.

Pada akhirnya selamat mengikuti UKEN buat rekan-rekan, inilah jalan yang kalian pilih untuk masa depan kalian, jadilah Notaris sesuai dengan fungsi dan martabatanya, mengikuti aturan yang ada, tunduk pada UUJN dan Kode Etik :)

Rabu, 08 Agustus 2012

Being a notary

Jadi ceritanya kemaren siang saya di bbm salah satu temen kuliah buat bukber di Lekko, dan ini temen kuliah S2 saya, selain Gokils. Jadi mang di kampus saya temenan ma siapa-siapa aja, dari yang kelas pagi, kelas malem genap ato kelas malem ganjil, selama mereka baik saya pasti akan baik juga. Nah kemaren malem saya buka puasa ma temen-temen kuliah kelas malem genap.
Nah..,topik bukber pun gak jauh-jauh dari soal UKEN (Ujian Kode Etik Notaris), jadi temen-temen saya yang memang sudah cukup umur tentunya gak mau melewatkan momen ini. Cuma saya dan ada satu temen saya yang masih kekeh pengen kerja (belum pengen jadi notaris) yang gak ikut UKEN.
Dari soal UKEN sampe soal gimana suatu saat nanti kalo mereka sudah punya kantor. Dan munculah suatu hal yang jujur menarik buat saya : Notaris tanpa teman dan rekan itu = 0, intinya salah seorang temen saya bilang, kalo gak punya banyak temen bakal susah, apalagi gak punya temen kampus yang sesama notaris, dan temen saya itu langsung menyebut contoh yang ternyata nama temen saya sendiri di kampus. 
  • Dia bilang gini : aku kasih contoh ya, misalnya aku notaris Surabaya I, dan ada pengikatan yang objeknya ada di daerah Surabaya II dan mengharuskan notaris Surabaya II yang bikin akta PPAT nya. Aku pasti hubungin temen aku sendiri lah yang aku kenal. kaya kita-kita gini, kita bisa saling bantu, tapi kalo misalnya ni kaya Mawar (nama disamarkan) waaaah...,bakal susah. 
Dari pembicaraan kemaren malem itu, saya mikirnya sampe sekarang. Bener juga yah, suatu saat kita pasti bakal saling tolong-menolong ma temen-temen kita, baik yang 1 kota ataupun sama yang di luar kota, yang memang mungkin harus menggunakan jasa notaris di luar kota.

Sampai saya ngepost di blog ini pun saya masih mikir, gimana saya nanti ke depannya kalo memang harus buka kantor notaris, gimana temen-temen saya nanti, karena kita lagi sama-sama berjuang, dan yang pinter belum tentu bakal sukses ke depannya. Sebagai bayangan, temen saya yang ngomong itu tadi malem gak termasuk mahasiswa dengan IP tinggi, tidak termasuk mahasiswa yang lulus awal, tapi temen-temen dia baik yang sudah jadi notaris maupun yang akan jadi notaris banyak, dan dia siap buat berjuang, buat jadi orang sukses.

Semoga kedepannya saya pun bisa begitu, bisa sukses dengan kemampuan saya, dengan kelebihan saya dan dengan hasil dari hubungan baik saya selama ini dengan banyaaaaak sekali teman saya.
  • Seperti kata Papah : Papah dan Mamah itu gak akan ninggalin anak-anaknya harta, tapi PapahMamah ninggalin kalian ajaran agama,ilmu dan kebaikan, sisanya kamu berjuang sendiri, jangan menopang dengan orang lain, baik itu menopang papahmamah atau sodara kalian sendiri.

Ahhhhh.....,love you so much, PapMam :3

Senin, 06 Agustus 2012

Chic n Co

Sepertinya telah lama sekali saya tidak membuka blog ini, baik hanya sekedar mengulang membaca post-post saya atau melihat post-post orang.
ah, minggu-minggu ini saya sedang disibukan dengan hobi dagang saya. Jadi ceritanya saya punya akun baru di toko bagus yaitu www.chicnco.tokobagus.com yang jual berbagai macam tas berbahan premium unleather, dan alhamdulillah responnya sangat positif, sampe lumayan kewalahan juga buat menerima order, karena tidak semua barang ready. Tapi ya tetep lah yaa, semuanya disyukuri.

Awal nama Chic n Co sendiri dari grup jualan saya di BBM, jadi awalnya saya jualan aksesoris import langsung dari China, dari kalung, anting dan gelang. Alhamdulillah saat itu responnya positif, saya bisa dapet untung bersih yang sebenernya bisa buat bayar kos selama 4 bulan dalam sebulan. Modalnya hanya rajin bales bbm orang doang. Jadi ini bisnis tanpa modal, orang pesen, saya pesen ke seller via bbm, kemudian orang bayar, saya bayar ke seller, sisa nya itu jadi untung saya. 
Selama bulan puasa ini seller aksesoris saya lagi libur karena ekspedisinya pun libur, jadi lah saya pindah haluan ke jualan tas, saya belum bisa share gimana pendapatannya, karena baru mulai seminggu ini. Tapi alhamdulillah dalam seminggu tas yang saya jual udah laku di atas 10, banyak atau pun sedikit alhamdulillah selalu disyukuri.

Ngomong-ngomong soal Chic n Co lagi, awalnya saya yang sangat tidak kreatif ini bingung mau kasih nama apa ya ini grup jualan, kebetulan karena itu aksesoris, yang terlintas saat itu kata "Chic" kesannya cewek yang elegan gitu di mata saya, jadi lah saya buat Chic, tapi kok berasa aneh kalau cuma Chic, setelah mikir-mikir yang terlintas cuma makanan favorite sayam yaitu coklat. Dan akhirnya saya bikin nama grup saya Chic n Co, co sendiri saya ambil dari kata Coklat yang merupakan makanan favorite saya.

Hmmm.,gak banyak nih yang bisa saya kata-katakan dalam post ini, yang terpenting mohon doanyasupaya dagangan saya laris manis, dan saya bisa belajar buat produksi sendiri,aamiin.